Halaman

Senin, 23 Juli 2012

IMSS 2012 "Sesuatu bangeeeeeeet"

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Di awali dengan lagu yang indah banget yang menggambarkan perjalanan ukhuwah di IMSS (Intenational Moslem Submit Student) 2012


 SIGMA 
senandung Ukhuwah

Diawal kita bersua
Mencoba untuk saling memahami
Keping-keping dihati
terajut dengan indah
Rasakan persaudaraan kita

Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
kita jalani semua
semata mata harapkan ridhoNYA

Sahabat tibalah masanya
Bersua pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan rhobitoh pengikatnya
jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua disyurga


NB :nasyidnya bagus banget ^^, yah ini adalah gambaran ukhuwah yang tercipta di Bandung @ITB
ceritanya bermula saat kami mengikuti IMSS 2012 @ITB Bandung

Ada beberapa hal yang indah dari ukhuwah yang aku dapatkan disini...
Di IMSS 2012 ini kami baru saja bertemu namun indahnya ukhuwah dan cinta karna Allah itu menghiasi kami, sehingga kami seperti telah bertemu bertahun2 sebelumnya...

Teringat waktu saya ikutan long march, wuiiiiiiiiiich rutenya buk.. puanjangee reeek...
Coklek kaki di buatnya hampir saya pingsan, jauh benerrrrr....
Kalau nda salah rutenya dari Salman ITB  ke Monumen Pancasila Bandung (kalau orang bandung dan yang ikut long march kemaren pasti bilang " busyeeeeeeeeeeeet jauh benar yak") ahahahha begitulah jauhnya..

(ternyata budaya di bandung harus sering2 jalan kaki, kalau saya tinggal di bandung pasti kurus, ckckckkc) 


Pada saat pulang dari monumen Pancasila, ada akhwat yang tak ku kenal setia menggenggam tangganku, menguatkanku di saat aku terlelah, menyemangatiku untuk tetap kuat berjalan kembali unutk pulang ke Salman ITB, Subhanallah.... luar biasa energi ukhuwah yang ia berikan sehingga perjalanan pulang JALAN KAKI  dari monumen pancasila ke salman ITB itu tidak terasa, akhwat itu namanya Ukh jannah dari STIPER Yogyakarta (ukh semoga Allah melindungimu selalu, aku kangen genggaman ukhuwah mu ukh..)


Belum lagi ukhuwah dengan teman2 senasib seperjuangan Kamar 25 Wisma 67... eh salah Wisma 76 (ahahahhaahahah sampai saat ini aku masih suka bingung melafalkan nama wisma itu) ada hesti,  mba dewi, tayo (mentari) nd my loved sista yusi yusmala yusvanti (akakakka tar gua di omelin kalo nambah2 namanya) nama aslinya dia cuma yusi yusmala kok...

wih 3 malam bersama mereka ternyata sodara2.... ahahhaha mereka semua gokil, wuiihch tak terlupakan masa indah 3 malam bersama mereka ada yang mau di bacok lah, ada yang mau atraksi kasur lah, ada yang nungging lah, yang tidur kayak gasing lah, pyuuuuuuuh... aaaaaaaahahha.... pokoke seribusatu cerita :) makin cinta kalian semua :)

tak lupa juga sahabat2 tercinta para muslimah hebat yang nongkrong di wisma 76 (alhadulillah gak salah sebut) ukh leza, ukh chai, and all off you.. "love U so MUch "

hampir lupa bubuhan kaltim, "peyeum-puan2 kaltim geulis pisan euy!!" ahahhaha 


hehehe ingat banget perjalanan menuju bandung kita kan singgah tuh ke kampung arab, pusat oleh2 bagi wisatawan yang ke bandung,, hehehe penasaran tuh sama peyeum kayak apa sih rasanya jadi belilah sedikit (waktu tuh belinya minimal 2kg) kirain dikit tuh 2kg ternyata sodara2 banyak juga keder juga ngehabisinnya... yang lucunya adalah tempat peyeum itu mirip banget dengan keranjang ayam

ne dia peuyum dan tempat bungkus peuyeumnya kaya keranjang ayam "ckckkckckkc"

Jadi gara2 keranjang itu ada akhwat yang nyeletuk " ukh itu ayam dari mana sih anti bawa2 dari tadi?? "

aku sambil senyam senyum "ckckkckck itu bukan ayam ukh tapi itu peyeum.... puan"

makin mengeryit lah jidat2 akhwat , dengan serempak seperti paduan suara " peyeumpuan.....??? apa itu ukh??"

makin kencang dan lebarlah aku tertawa " akakkakak bukan peyeum....puan ukh, tapi peyeum, jadi peyeum itu sejenis tape, kalau tape yang biasa ada di KALTIM kan agak lembek, tapi kalau peyeum khas bandung agak keras nd ueenak.. mau??"

dengan serempak mereka menjawab "Mauuu..."

jadi saya bagi2 lah peyeum ke smua akhwat sambil tunggu ikhwan selesai sholat
sambil makan peyeum  ada akhwat yang nyeletuk "ih... ukh anti nda malu kah bawa2 keranjang peyeum kayak keranjang ayam tuh?"

jawablah dengan muka nda berdosa " nda lah kan ada pembawa keranjang peyeum ku.."

sambil maju mulutQ nunjuk akhwat kalem namanya,,,, "fera Margera"
hehehehe  ^^

yah itulah sekelumit cerita IMMS 2012, ukhuwah, cinta, kasih sayang, spirit di jalan dakwah ini semuanya ada didalamnya...

"Bahagia berada dalam jama'ah ini... banyak yang q dapatkan disini... cinta, ukhuwah, kasih sayang..., meski ada kurangnya satu hal yang ku yakini ketika memilih jama'ah dan jalan dakwah ini... 
mereka yang ada dalam jalan ini adalah mereka yang mau baik dan belajar untuk baik, dan  jama'ah ini hanyalah  kumpulan manusia yang bisa salah dan khilaf ***"

akhirnya selesai juga tulisan ini...., kenapa yok pernyataan itu di bintangi karna pada saat saya menulis artikel ini ada masalah yang pas dengan kata2 di atas...

hedeeh tulisan ini harus melalui perjalanan fenomenal ^^

* Sorry ya sodara2 yang termasukkan namanya di dalam cerita saya tanpa ijin :)








 * di sepertiga Malamku
SamArinda, 3 Ramadhan 2012

Sabtu, 21 Juli 2012

Kamarku mengalihkan DuniaQ...

kamarq mengalihkan duniakku...
hahhaha itulah yang saat ini ku rasakan, punya ranjang, punya barang2 serba winnie the pooh yang kukumpulkan dari 3 tahun belakangan dengan uangku sendiri hehehehe
sangking serba winnie the pooh kamar saya ci emak (mamak aku) perhnah nyuruh saya cari suami winnie the pooh..
wakakakkaka ada2 aja c emak..
andainya saja ada winnie the pooh versi ikhwan (buju buneng beneran mau kah ???) hehehhe
pasti udah nikah sama si doi..
sayangnya gak ada wiinie the pooh versi ikhwan (alhamdulillah...) akhirnya saya nantinya dengan ikhwan versi soleh
huahaaaaaaa

back-- back--- back---
rencanaka mau membicarakan kamar kok jadi bicarakan ikhwan yang berversi2 sech..
oke akan ku tujukkan betapa indahnya kamarku ini sehingga aku bisa jadi autistha (sebutanku jika tidak keliuar kamar seharian) di dalam kamar...

dimulai dengan pintu kamarku yang indah, yang dihiasi dengan tirai winnie the pooh nd fotoq yang menandakan bahwa itu kamar_Q :)...


indah bukan...
tuh tirai udah banyak korbannya.. makanya udah gak normal lagi coz suka nyangkut
memang hanya orang2 yang beriman yang mampu masuk ke kamarku whaahahahha

okeeeeeeeeeeeee luaaaaaaaaaaaaaaaaanjuuut
lemari wiinie the pooh
huahaha nafsu banget yak ...


ya jadi ini adalah lemari sorong winnie the pooh yang q beli tiga tahun dlu, heee ne lemari ngidamnya lama, nunggu gajian baru bisa beli neh barang. daaaaaaaaaaaaaan alhamdulillah udah punya :)

laptop case,sendal nd WP versi mini ^^
nah kalo laptop case baru aja tuh belinya pas lagi training MKR pas itu mumet2nya buat sertifikat eh ada neh laptop case menjadi pengobat setrez di toko..
kalo sendalnya saya belinya di sri rejeki @ lambung mangkurat, udah lama seh belinya
(jadi cerita dimana belinya yak..??) hew-hew-hew gaje juga!! yang pentingkan cerita kan yah...
kalo win pooh versi mini ceritanya itu di kasih sama muridq namanya syahla tsamara khaizuran mawadani sukma (panjang kaaaaaaaaaaaan namanya) dia sengaja beli just for me :) euuuuuuuh senang banget, makin sayang nd cinta sama c dedek mah* versi sunda :)
neh gambarnya :


luaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanjut
meja belajar nd rak yang di versikan winnie /div>

hehehe jadi ceritanya emakku kan datang jadi rumah_Q direnooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooov habis, hahahha
termasuk lah kamar_Q di renov sama emak, lemari sangkutQ di rusak supaya aku punya jendela.., coz kamarku pengap banget apa lagi kalo tante habis masak iwak peyek.. eh bukan iwak karing...
uuuuummmmmmaaaaaaaaay harum dah kamar_Q,
terus kamar di buatkan rak bku nd meja belajar.. nd bahagianya aku adalah emakku pasang stiker win pooh weeeeeee sumringahnya aku karna cantik banget ^^

boneka WP versi akhwat :) cantikkan :)





Kamis, 12 Juli 2012

Dialog Ikhwan (Sok) Stabil Dengan Ikhwan (Agak) Labil


Selepas shalat Zhuhur, para ikhwan tidak langsung beranjak dari masjid. Seperti biasa, mereka saling membentuk kelompok-kelompok kecil dan memperbincangkan banyak hal. Begitu pula yang kini dilakukan akh Simun dan akh Afik di pojok masjid.

“Assalamu’alaikum. Gimana kabarnya, Akhi?”

“Wa’alaikumussalam. Alhamdulillah, akh. Tetap berseri sebagaimana mentari di pagi hari. By the way, ada apa nih, akh? Tumben-tumbennya mukanya kusut begitu.”

“Muka ane emang begini, akh.”

“Betul juga. Terus ada apa, akh?”

“Sebenarnya ane pengen minta tolong sama Ente.”

“Minta tolong apa? Sebagai saudara, ane pasti bantu kalau Ente punya masalah.”

“Ane pengen curhat. Sebetulnya bukan masalah ane, tapi masalah umat.”

“Owalah. Berat amat. Emang masalahnya apa?”

“Itu loh, sekarang saudara-saudara kita udah pada pindah jamaah!”

“Huaapaaa, yang boneenng? Eh, yang bener? Pindah gimana maksudnya?”

“Sekarang mereka jadi jamaah Facebookiyah.”

“Halah, kirain apaan.”

“Tapi ane serius, akh.”

“Muke lu jauh!”

“Ya sudahlah. Kok jadi ngomongin muka lagi sih, akh?”

“Betul juga.”

“Hm, begini. Sebagai ikhwan yang militan dan tak takut sama setan, ane cukup prihatin sama saudara-saudara kita itu.”

“Dan ane, sebagai ikhwan romantis yang optimis, cukup bingung dengan obrolan kita hari ini. Sebetulnya Antum mau ngomong apa sih, akh?”

“Bagaimana ane tidak kuatir. Makin hari saudara-saudara kita lebih aktif di dunia maya (Facebook) ketimbang hadir pada agenda-agenda di dunia nyata.”

“Ya mungkin mereka sibuk. Wajarlah, mereka kan para aktivis yang begitu padat akan agenda.”
“Kalau padat agenda, kok masih sempatnya Facebook-an?”

“Itu dia kehebatan mereka.”

“Ente masih ingat dengan wacana lama tentang Facebook buatan ‘Yahoo-di’?”

“Masih.”

“Bagaimana pendapat Ente saat itu?”

“Ane sih sah-sah saja ya. Meski dikabarkan sebagian besar keuntungan itu untuk pembiayaan perang melawan Palestina dan sebagainya, ane tetap stay cool dan nggak terlalu parno sama wacana itu. Toh, jika kita gunakan untuk dakwah akan sangat efektif dampaknya.”

“Yuups, sepakat ane dengan Ente.”

“Tapi mukanya biasa aja dong.”

“Tuh kan bahas muka lagi.”

“Betul juga.”

“Hm, waktu itu emang banyak saudara-saudara kita yang dilematis karena isu itu. Dan nggak sedikit yang akhirnya menutup akun Facebook mereka loh.”

“Ya bagus. Mungkin itu adalah tindakan preventif mereka dalam menghadapi yang syubhat tersebut.”

“Tapi bagi mereka yang berpandangan bahwa Facebook itu sangat potensial untuk dakwah, mereka akhirnya tetap menggunakan Facebook.”

“Betul. Bagaimanapun Facebook atau media sosial lainnya adalah sarana efektif dalam berdakwah. Coba bayangkan, kalau kita punya teman di Facebook itu ada 2000 orang, dan semuanya merasakan sentuhan dakwah kita. Wuih, mantap dah tuh. Jadi MLP!”

“Apaan tuh MLP?”

“Multi Level Pahala. Hehe.”

“Memang! Apalagi sekarang juga ada Twitter, di mana kalau kita nge-twet sekali, itu akan tersebar ke seluruh teman-teman yang follow kita. Kalau yang follow kita ada satu juta orang, terus kita nge-twet tentang suatu kebaikan, sebanyak itu pula yang mendapat manfaat dari kita.”

“Luar biasa, ya. Marketing dakwah yang efektif.”

“Memang.”

“Omong-omong, Ente punya akun Twitter?”

“Enggak.”

“Yee… jangan ngomong kalo gitu.”

“Abis ane nggak ngerti cara pakainya sih. Hehe.”

“Gaul dong makanya.”

“Ente punya?”

“Enggak.”

“Yee, ‘kaburomaqtan’ juga Ente…”

“By the way, kalau diperhatikan sekarang-sekarang ini malah banyak dari saudara-saudara kita yang sudah tidak membawa semangat tersebut.”

“Semangat apa?”

“Ya semangat ber-Facebook untuk dakwah itu.”

“Ooh…”

“Kok cuma ‘Ooh’?”

“Itu semua memang kembali kepada motif kenapa mereka punya Facebook.”

“Nah, itu dia. Kalau ane tanya, Ente punya Facebook buat apa?”

“Kebutuhan diri, eksistensi.”

“Sebetulnya kalau untuk eksistensi, kurang tepat juga Ente pilih Facebook. Toh ane yakin, teman-teman Ente di Facebook adalah teman-teman Ente di kampus juga kan? Setiap hari ketemu di kampus, kenapa juga punya Facebook?”

“Betul juga. Tapi bagaimana kalau mau komunikasi saat nggak ketemu di kampus?”

“Kan bisa lewat HP atau email. Atau kalau mau lebih kongkret, ya jauhlah aja. Datengin tuh rumahnya.”

“Betul juga. Kalau Ente punya Facebook kenapa?”

“Untuk berbaur dengan teman-teman, dong. Agar tidak eksklusif. Dakwah itu kan tidak boleh eksklusif.”

“Memang, tapi saking eksklusifnya, jangan sampai jadi alay. Ane perhatikan isi status saudara-saudara kita begitu. Kalau yang ikhwan, paling nggak jauh tentang akhwat atau kebelet nikah melulu. Kalau akhwat, ya paling curhat abis makan ini, abis kerjain itu, abis mikirin anu, abis ngurusin ono. Macem-macem dah tingkahnya.”

“Oh, begitu ya? Hehe. Hm, kalau soal akhwat itu lain, akh. Itu adalah sebuah azzam yang memang harus kita niatkan sejak dini.”

“Azzam sih azzam. Tapi salah tempat, akh. ‘Afwan nih ya, nikah itu bukan untuk dibicarakan, tapi disiapkan! Kalau udah siap, gak usah banyak omong, langsung khitbah dong.”
“Belum pede kali, akh. Hehe.”

“Kalau inklusif disalahartikan, jadinya malah bisa kebablasan, akh. Yang ane kuatirkan adalah, kalau begini terus, izzah Islam malah jadi taruhannya. Setiap online, saudara-saudara kita actionnya nggak penting melulu, seperti curhat, ngomongin hal-hal yang sebetulnya tidak untuk dipublikasikan, atau bahkan berujung pada pembukaan aib sendiri atau aib orang lain.”

“Mungkin menurut Ente nggak penting, tapi bagi mereka itu penting, akh.”

“Hm, ane maklum, akh. Itu memang wajar kalau sebagai manusia ingin diperhatikan. Tapi ini juga soal umat, akh. Mereka butuh contoh atau keteladanan. Kalau kita-kita, yang notabene aktivis dakwah malah kurang bisa jadi contoh dan kurang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, lantas apa bedanya kita yang sudah tarbiyah dengan mereka yang belum tarbiyah?”

“Wah, muka Ente serius banget, akh.”

“Tuh kan muka lagi.”

“Betul juga. Terus, menurut Ente bagaimana?”

“Punya Facebook, kalau nggak untuk dakwah, mendingan nggak usah!”

“Mantap! Ane suka nih ikhwan yang kaya begini.”

“Idiih…”

“Enak aja. Ane normal, akh. Tapi bener kata Ente, ane jadi ingat kata ustadz yang mengutip perkataan Imam Syafi’i.”

“Yang kaya gimana tuh?”

“Tapi ane lupa, akh.”

“Diingat-ingat, dong.”

“Tunggu, biar ane coba ingat-ingat dulu…”

“……”

“Aha! Ane tahu, akh!”

“Nah gitu dong, jadi apa?”

“Ane tahu kalau ane belum ingat, akh.”

“*&*&#$%#@!”

“Tapi secara garis besarnya ane tahu, akh.”

“Buruan deh, sebelum muka ane jadi nggak enak nih.”

“Kalau muka Ente mah emang udah dari tadi…”

“Buruan!”

“Jadi kurang lebih begini: Andai kata Al-Qur’an itu hanya berisi surat Al-‘Ashr, maka
sesungguhnya surat Al-’Ashr telah cukup menjadi pedoman seluruh manusia untuk selamat dalam hidup ini.”

“Nah, itu dia. Begitu pula dengan ber-Facebook. Kalau digunakan tidak untuk hal yang bermanfaat, jadinya kita malah merugi deh.”

“Iya, sudah rugi waktu, tenaga, pikiran, biaya, dan jelas itu juga merugikan orang lain.”

“Kok bisa merugikan orang lain?”

“Secara umum, orang lain jadi rugi karena capek-capek baca hal-hal yang nggak penting dari kita. Lalu orang tua juga jadi rugi, karena listrik di rumah dan uang yang kita pegang itu kan masih pemberian orang tua. Eh kita buat yang begituan. Sayang banget.”

“Tumben Ente bijak, akh.”

“Dari dulu kali.”

“Eh, by the way, jam berapa sekarang, akh?”

“Hm, jam 13.58 WIB. Kenapa? Ente ada kelas lagi?”

“Iya, ane ada kelas Metodologi Penelitian. Dosennya disiplin. Ane nggak boleh telat, akh. Yaudah, ane pamit dulu ya. Syukron nih udah nemenin ngobrol.”

“Iya, akh. ‘Afwan. Sukses ya! Lain kali kita ngobrol lagi. Ok?”

“Siip. Wassalamu’alaikum!”

“Wa’alaikumussalam.”


Hening. Angin sesekali bergerak mengusir panas kala itu. Sebagian mahasiswa di masjid ada yang pergi, kemudian ada yang datang kembali. Sementara geliat kampus masih seperti sedia kala, hingga turut membawa senja tiba. Akh Afik, yang kala itu sedang di warnet, membuka Facebook-nya dan tiba-tiba mendapati status terbaru akh Simun: Dosen met-lit galak banget sih! Masa telat semenit nggak boleh masuk!?
Akh Afik hanya tersenyum melihat tingkah saudaranya yang satu itu. Kemudian ia gerakkan jarinya dan menulis sebuah status yang entah ia tujukan kepada siapa: Sebentar begini, sebentar begitu, dasar ikhwan labil!


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/04/19899/dialog-ikhwan-sok-stabil-dengan-ikhwan-agak-labil/#ixzz20SAXQhFG

The Real ADK....



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Menara tua itu masih tetap setia menjadi teman bagi mereka. Setia merelakan pelatarannya dijejali sejumlah manusia yang hampir semuanya berpenampilan tak biasa. Itulah mereka; sampah masyarakat, orang-orang tak berguna, dan gelandangan pembuat resah masyarakat. Paling tidak, tiga hal ini sudah cukup menjadi citra dominan mereka di dalam benak kebanyakan orang.

Sebelas lebih 30 menit, tepat. Inilah waktu yang ditunjukkan oleh jam dinding yang terpasang di menara tempat sampah-sampah masyarakat itu berkumpul dan bercengkerama. Asap rokok membumbung menuju ke langit, seolah punya niat hendak menundukkan keperkasaan sang raja siang. Lagu yang syairnya berisi hujatan terhadap pemerintah pun terdengar membahana, keluar secara serempak dari mulut-mulut mereka. Dibersamai iringan dua buah gitar yang dimainkan dua orang dari mereka, dan satu buah alat tabuh yang dimainkan salah satu dari mereka.

Di sebuah sudut, Jazuri menyaksikan seorang pria yang juga berpenampilan serupa dengan sampah-sampah masyarakat itu. Duduk terpekur sendirian. Terpisah dari hingar-bingar teman-temannya yang lain. Sebatang rokok terapit di sudut bibirnya yang hitam dicat lipstik. Asap pun mengelun dari bibir dan lubang hidung pria itu.
Jazuri mendekati pria yang terpisah dari komplotannya itu. Ia mendapati mata sang pria sedang tertuju ke arah sebuah bangunan artistik yang tepat berada di seberang pria itu. Bangunan itu adalah Masjid, tempat yang hendak dituju Jazuri untuk melaksanakan shalat Zhuhur.

Tatkala pria itu tahu ada seorang Jazuri yang hendak mendekat ke arahnya, matanya seketika beralih tajam menatap Jazuri. Gayanya yang menyeramkan pun semakin kentara dengan jelas. Sederet anting nampak terpasang pada kedua telinganya. Tak mau ketinggalan, bibirnya juga ia pasangi anting. Hidungnya pun demikian, dipasangi anting juga. Bibir matanya dicat berwarna hitam. Rambutnya berdiri kaku layaknya rambut seekor landak. Sebagian sengaja dipangkas habis, sebagian lagi sengaja dibiarkan tumbuh. Nampak begitu kumal dan tak terawat. Celananya ketat dan juga penuh tambalan. Bajunya kumal tak pernah dibersihkan. Kok bisa ada orang macam ini ya? Batin Jazuri pun berbisik demikian.
“Shalat yuk..” Ajak Jazuri setibanya ia di tempat pria yang sedang duduk terpekur itu.
Berusaha berucap sesantun mungkin.
Tak didapatinya sebuah jawaban dari mulut sang pria. Mata sang pria malah kian tajam menatap Jazuri. Jazuri tak mau kalah, dia pun melakukan hal yang serupa dengan si pria. Ia menatap balik mata si pria dengan tajam. Sembari melangitkan sebuah do’a di dalam hatinya, ya Allah, lembutkanlah hatinya ya Allah.

Sang pria berpenampilan mengerikan itu pun kalah, tak kuat bersitatap terlalu lama dengan Jazuri. Tatapannya sesegera mungkin ia alihkan ke arah teman-temannya yang sedang bersuka cita dengan dendangannya. Berdirilah ia, setegak pohon kelapa. Kedua tangannya sengaja ia angkat tinggi-tinggi. Telunjuk tangan kanan tegak menyangga telapak tangan kiri yang ia posisikan horizontal,
“Boi, berhenti dulu! Ayo kita shalat!” teriaknya.

Dampaknya memang hebat. Dendangan lagu pun seketika berhenti. Kawan-kawan pria itu saling bersitatap satu sama lainnya, seolah memastikan bahwa mereka tak salah mendengar ucapan.
“Ayo! Kita shalat dulu.” Teriak sang pria sekali lagi.
“Siap Bos!” Ujar sebagian besar dari mereka.

Kini mereka yakin bahwa mereka tak salah mendengar ucapan. Jazuri tertegun menyaksikan realitas itu. Lebih tertegun lagi tatkala dia mulai tahu bahwa pria bergaya amburadul yang terpisah dari kawan-katannya itu ternyata adalah ketua komplotan.

Parodi menakjubkan pun terjadi kemudian. Segerombolan anak Punk bergaya menyeramkan bergerak serentak menuju ke Masjid. Jazuri kini menjadi bagian dari mereka. Penampilannya tampak paling berbeda dengan orang-orang yang ada dalam komplotan. Adzan pun terdengar dikumandangkan beberapa saat kemudian.

Orang-orang yang di dalam hatinya sudah bersarang citra buruk akan perilaku anak-anak Punk itu, serta merta menatap mereka dengan tatapan jijik dan penuh ketidaksudian. Hanya berpikiran jijik, hanya berperasaan benci. Otak mereka tumpul tatkala dihadapkan pada pertanyaan bagaimana cara merubah anak-anak yang butuh sentuhan perhatian itu. Tak mampu berpikir, apalagi mengeksekusi sebuah solusi. Hanya bisa menghujat, mencela, dan juga mencaci; sampah masyarakat!, pembuat onar!, gelandangan tak berguna!.

“Ayo, wudhu dulu.” Ujar Jazuri kepada mereka.


Jazuri menyaksikan pemandangan itu untuk pertama kalinya. Puluhan anak berpenampilan mengerikan berjejalan menyucikan diri di tempat wudhu. Rantai yang mereka pasang di celananya masing-masing pun terdengar bergemerincing karena beradu satu sama lain. Bunyinya berkompilasi dengan suara cucuran air yang keluar dari keran-keran di tempat bersuci itu. Sangat indah untuk didengar dan disaksikan.

Wudhu pun purna mereka laksanakan. Semuanya segera beranjak menuju ke dalam masjid. Ikut shalat berjamaah bersama dengan orang-orang yang kerap mereka buat resah.
Setelah shalat selesai, mereka segera ke luar dari dalam masjid. Orang-orang yang masih tersisa di dalam masjid, seketika langsung gemerutu satu sama lainnya. Mencela lagi, mencaci lagi, memvonis lagi.
“Aduh! Tu anak-anak bau.. bla.. bla.. bla..”

Kawan, ini adalah sebuah permulaan dakwah yang nyata dari seorang Jazuri. Tidak banyak cingcong berbicara penuh busa terkait cara mujarab untuk mempengaruhi dan merubah orang. Dia langsung mengeksekusi pemahamannya ke dalam amal yang nyata.
“Makan yuk di rumah saya..” suatu saat Jazuri mengundang para gelandangan itu untuk makan di rumahnya. Tentu setelah ia bicarakan terlebih dahulu dengan istrinya. Jazuri dan istrinya menjamu anak-anak gelandangan yang kerap membuat masyarakat murka itu dengan jamuan yang paling istimewa.

Kawan, yakinlah makanan adalah cara mujarab yang bisa kau pergunakan untuk menyentuh hati manusia. Karena, setelah itu, di luar bayangan Jazuri, ia langsung diminta oleh para gelandangan itu untuk mengadakan pengajian rutin. Bayangkan! Anak Punk melaksanakan pengajian rutin. “Bang, kami pengen ngaji.”

Awalnya sebulan sekali, anak Punk memanggil Jazuri abang. Lalu ditambah intensitasnya menjadi dua pekan sekali, anak Punk memanggil Jazuri ustadz. Lalu ditambah lagi intensitasnya menjadi sepekan sekali, anak Punk memanggil Jazuri dengan sebutan Amirul Shaff (baca: pemimpin barisan). Jadilah forum pengajian pekanan itu layaknya sebuah kelompok halaqah yang dinamis. Pesan yang senantiasa diingatkan Jazuri pada binaan-binaanya itu hanya dua hal; jaga shalat dan jangan bermaksiat kepada Allah.
Hingga pada suatu hari Jazuri terharu merenungi sebuah sms yang masuk ke HP-nya. Sms itu dikirim mas’ul halaqah binaannya yang sebelumnya merupakan ketua gerombolan Punk pembuat resah masyarakat.

“Yaa amirul shaff, kami akan mengadakan khitanan massal gratis di Desa Antah Barantah, kedatangan Antum adalah sebuah kehormatan bagi kami. Datang ya..”
Terpekurlah Jazuri. Hatinya berbunga mendapati perubahan yang demikian cepat dari binaan-binaanya.

Khitanan massal gratis. Direncanakan dan dieksekusi oleh anak-anak Punk. Sebuah kegiatan yang aktivis-aktivis berpendidikan sekali pun terkadang kesulitan melaksanakannya. Yang jadi penyebabnya adalah karena aktivis-aktivis yang katanya berpendidikan itu hanya mempunyai kemampuan berkoar di tataran wacana. Urusan eksekusi? Mereka tak tahu entah ke mana.

Cerpen ini diinspirasi oleh kisah hidup Ust. Herry Rusli. Sebagaimana beliau sampaikan dalam sebuah acara mabit di Masjid Madliyyah Kampus UGM.

NB: saya teringat seorang teman saya yang jadi "alergi" dengan aktivis dakwah kampus hanya karna cara mengajak kebaikannya salah, dengan menyindir dan memaksa, akhirnya teman saya punya penyakit "alergi" terhadap ADK
saudariku... sahabat yang berada di jalan dakwah ini...
tugas kita sebagai manusia hanyalah mengingatkan, maslah hidayah hanya Allah yang tau...
seperti lagu nya "KACA YANG BERDEBU" maydani, lemah lembutlah kepada objek dakwah kita, karna sesungguhnya mereka belum faham dan butuh waktu untuk berubah yang lebih baik ^^...
waaah... some time saya akan share lagu itu yaak... ^^

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/05/20442/celupan-dan-perubahan/#ixzz20QFX0hSS

♥ ♥ Calon Suamiku Harus........... ♥ ♥

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Akhwat 1: “Calon suamiku itu harus tinggi”

Akhwat 2: “Aih… kriteria macam apa itu….?”

Akhwat 1: “Loh, terserah aku dong… wong yang mau nikah itu aku…”

Akhwat 2: “Oala ukh… iya iya… tapi mbok ya jangan gitu lah… moso patokannya fisikis gitu..? Berarti nanti kalo ada ikhwan shalih yang datang melamar, udah mapan dan tanggungjawab besar, bakal kamu tolak cuma karna ia kurang tinggi begitu??”

Akhwat 1: “Lah iya… syarat ya syarat… ga mau tau pokonya kudu yang tinggi. Titik.”

Akhwat 2: *geleng-geleng

Akhwat 1: *senyum-senyum.

…………… ♥ ……… ♥ ……… ♥ ………….

Akhwat 1: “…Mba e… dengerin dulu nih lanjutannya…”

Akhwat 2: “Lanjutan opo ukh..?”

Akhwat 1: “Ya lanjutan kalimat aku tadi lah mba…”

Akhwat 2: “Memang opo toh?”

Akhwat 1: “Calon suamiku itu harus tinggi… tinggi ilmunya, tinggi ketaatannya pada Allah, tinggi derajatnya di mata Allah,, tinggi militansinya terhadap dakwah, tinggi rasa tanggungjawabnya pada keluarga… gitu mba… heheh…. :) ”

Akhwat 2: “Ooo… oalaaa… ” *tepok jidat
___________ ♥ ♥ ♥ ____________

Menikah adalah keputusan sekali seumur hidup. Maka itu dalam menikah masing-masing orang pastinya punya kriterianya tersendiri untuk calon pendampingnya tersebut. Tidak mungkin ingin salah pilih terhadap orang yang bertahun-tahun akan bersama-sama kita mengarungi samudra kehidupan bukan?

Islam merupakan agama yang benar-benar syumul. Segala sendi kehidupan terangkum lengkap di dalamnya, di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Termasuk di dalamnya perihal pernikahan dan kriteria pasangan hidup dalam Islam. Ada satu buah hadits yang sudah sangat familiar kita dengar terkait dengan kriteria pasangan hidup.

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:
“Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Berdasarkan hadits tersebut, maka jelas, poin yang ditekankan di sana adalah soal agama. Maka ketika telah tiba saatnya menikah, carilah, temukanlah dia. Seorang yang baik agamanya, baik perangainya (akhlaqnya), untuk kemudian bersama saling menyempurnakan setengah dien yang ada. Simak pula hadits berikut ini,

“Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaqnya kamu ridhai maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)

Maka untuk para akhwat, ketika tiba saatnya nanti, datang seorang shalih yang baik akhlaqnya, tidak ada alasan lagi bagi para akhwat untuk menolak dan menunda-nunda diri dalam menyempurnakan setengah dien-nya. Begitu pula bagi para ikhwan yang sepertinya lebih sering galau ketimbang para akhwat. Bersegeralah sempurnakan setengah dien itu. Karena sungguh fitnah dan godaan dunia kini semakin hari semakin hebat saja. Dengan menikah tentunya dapat memperkokoh sendi-sendi keislaman dan keimanan yang ada.

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) ….” (QS. An Nur: 26)



Mari bersama-sama saling memperbaiki diri. Karena apa-apa yang kita dapati kelak adalah apa-apa yang kita usahakan kini. Termasuk pula di dalamnya masalah pasangan hidup. Memperbaiki diri sendiri, untuk memperbaiki jodoh kita nanti. Berdoa, berusaha, kemudian pasrahkan semua pada-Nya.

Wallahu’alam bishshowab..,

Sumber : dakwatuna.com

Untukmu Ukhti...


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Apalah guna berdandan berlebihan setiap hari kalau hanya ingin tampak terlihat cantik dan mempesona.

►Padahal cukup dengan menjaga kesopanan lisan dan berakhlak mulia justru akan membuat Ukhty terlihat jauh lebih cantik dan mempesona.

Apalah guna mengenakan pakaian mahal kalau hanya untuk menunjukkan kekayaan.
►Padahal cukup dengan balutan pakaian sederhana asal metutupi aurat akan membuat Ukhty jauh terlihat bersahaja.

Apalah guna terlalu merisaukan anggapan sebagian orang bahwa diri Ukhty bukanlah potret cewek masa kini.
►Padahal dengan banyak berdiam di rumah justru akan menjadikan Ukhty laksana sekuntum bunga.

Ya benar..!!

Laksana sekuntum bunga yang tumbuh di taman.
Yang selalu tampak begitu indah.
Yang senantiasa terjaga dari hinggapan kumbang-kumbang penghisap madu belaka.

Biarkan..!!

Kumbang-kumbang itu hanya bisa memandang keindahan Ukhty.
Tanpa bisa menyentuh.
Tanpa punya keberanian untuk memetik sebelum waktunya.
Sebelum Ukhty halal bagi siapapun.

Biarkan..!!
Kumbang-kumbang itu hanya bisa terkagum-kagum.
Akan pesona keindahan Ukhty.
Akan pesona keteguhan iman Ukhty.
Dalam menjaga kehormatan di sepanjang waktu.

Maka berbahagialah engkau wahai Ukhty.


sumber :http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=10151031113405180&id=327342750179

Rabu, 11 Juli 2012

Perbedaan Antara Suka, Sayang, dan Cinta

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

* Saat kau MENYUKAI seseorang,
kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.

* Saat kau MENYAYANGI seseorang,
kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.

* Saat kau MENCINTAI seseorang,
kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

* SUKA adalah saat ia menangis,
kau akan berkata “Sudahlah, jgn menangis.”

* SAYANG adalah saat ia menangis,
dan kau akan menangis bersamanya.

* CINTA adalah saat ia menangis,
dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata,
“Mari kita selesaikan masalah inibersama-sama.”

* SUKA adalah saat kau melihatnya,
kau akan berkata, ”Ia sangat cantik dan menawan.”

* SAYANG adalah saat kau melihatnya,
kau akan melihatnya darihatimu dan bukan matamu.

* CINTA adalah saat kau melihatnya,
kau akan berkata, ”Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku..”

* Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu,
maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.

* Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu,
engkau akan menangis untuknya.

* Pada saat orang yang kau CINTA menyakitimu,
kau akan berkata, ”Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan.”

* Pada saat kau SUKA padanya,
kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.

* Pada saat kau SAYANG padanya,
kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH...

* Pada saat kau CINTA padanya,
kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus…

* SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
* SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
* CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.

* SUKA adalah hal yang menuntut.
* SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
* CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

Tapi ingatlah:
Hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati.

Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi.

“Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” (Yahya bin Mu’az)
sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151084978525180&set=a.10151003181825180.480702.327342750179&type=1&theater